Entah Jika

Entah jika
aku menjadi hujan
mengawang-awang mengembara
mencari tempat gersang
menciptakan bunga-bunga
pohon-pohon rindang
mungkin, kau tak suka hujan

Entah jika
aku menjadi angin saja
menyelinap dalam ruang
membisik rindu diam-diam
biar tak bosan kesepian
mungkin, kau tak suka angin juga

Entah jika
aku diam saja
diam-diam cinta
Share:

Mencoba Lebih Produktif

Duduk. Merenung. Memejamkan mata. Menggaruk kepala. Melihat langit-langit kamar. Memperhatikan semut yang berbaris. Menyeduh kopi hitam, tanpa gula. Searching di google. Stalking cewek. Baper. Pergi ke atap rumah. Melihat bintang-bintang. Menghisap rokok. Nihil. Sulit sekali menemukan ide untuk ditulis.

Ternyata menjadi sesorang yang produktif itu tidak semudah yang dibayangkan. Yah, tapi aku berniat untuk tidak musim-musiman dalam menulis. Minimal satu kali dalam satu minggu. Apapun itu. Tidak peduli baik atau buruk, bagus atau jelek, bermanfaat atau tidak, menarik atau tidak, sama sekali tidak peduli. Yang penting menulis. Tahu-tahu, sudah jadi.
Share:

Denganmu

Hangat tersirat hamparan kesisi mata
Memayung dua insan berhadapan saling
Menggurat tinta diatas dua sisi kaca
Yang tak terungkap indera kala bersua

Angin mendesir daun-daun gugur
Menyapu harum bunga-bunga tersibak
Memandang satu-satunya dipandang saling
Berpegang tangan diliputi jingga memudar
Share:

Ada Resah

Semakin hari rasanya pikiran ini semakin tumpul, Entah. Sejak orang tuaku membelikan smartphone baru karena aku tinggal terpisah lagi dengan mereka, beberapa kebiasaan hilang begitu saja. Seperti membaca buku.

Beberapa bulan terakhir tidak ada satupun buku yang tamat dibaca. Rasanya malas sekali. Dulu, saat masih memakai handphone yang tidak memiliki banyak fitur kekinian_cuma digunakan untuk sms dan telpon, aku lebih banyak membaca buku atau menulis sedikit catatan untuk membunuh waktu. Tidak peduli dimanapun dan kapanpun. Sekarang, waktuku dihabiskan dengan duduk dekat router wifi di kosan. Banyak sekali informasi yang bisa diakses dalam waktu singkat_memang tidak masalah sebenarnya. Masalahnya ada pada diriku sendiri, terlalu banyak mengakses informasi yang tidak berguna yang memang lebih menarik. Saat aku meninggalkan jaringan internet sebentar saja, rasanya ada resah yang hinggap dalam hati, ingin cepat-cepat menjelajah di dunia maya lagi.

Seorang guru pernah bilang, "jika kita melakukan sesuatu berulang kali dalam dua puluh tiga hari, itu akan menjadi sebuah kebiasaan." Aku akhirnya memutuskan untuk mencobanya. Hari ini adalah hari pertama waktuku banyak kuhabiskan dengan membaca buku lagi, melamun dan bicara dengan diri sendiri lagi, dan menulis catatan lagi. Meskipun resah itu terus saja menguntil seharian, Aku tidak peduli.
Share:

Yang Tak Dilihat (Awal Mula)

Sejak garis cahaya memantul dari balik hitam
Sampai garis cahaya terakhir sempurna buta

Esok agung sebenar benar agung
Awal dari akhir bertambah usia

Apa salah memang jika daun-daun telah setia
Namun hina di mata mata besar dua kaki
Setelah jauh delapan pasang langkah kata hati
Ia bisa terbang, sungguh

Maka siapa hina sebenar-benarnya
beribu tahun pun tak sanggup bersanding dengannya
Share: